Film Horor Psikologis yang Sarat Makna dan Ketegangan
Tulang Belulang Tulang adalah film horor psikologis Indonesia yang dirilis pada 2025 dan langsung memancing perbincangan karena atmosfernya yang mencekam sekaligus simbolis. Disutradarai oleh Mouly Surya, film ini bukan hanya menyajikan ketegangan horor, tetapi juga menggali sisi gelap trauma, keluarga, dan rahasia yang lama terpendam.
Dengan judul yang unik dan puitis, film ini menyajikan pengalaman sinematik yang tidak biasa—lebih dalam dari sekadar kisah menyeramkan, tetapi juga menyentuh ruang batin manusia.
Sinopsis: Misteri Keluarga dan Suara dari Masa Lalu
Sebuah Pulang yang Tidak Biasa
Cerita berpusat pada Suri (diperankan oleh Ladya Cheryl), seorang wanita muda yang kembali ke rumah masa kecilnya di desa terpencil setelah 15 tahun pergi. Kepulangan itu dipicu oleh kematian mendadak ibunya yang misterius. Namun, rumah itu tak lagi sama. Suara-suara aneh, benda bergerak sendiri, dan bayangan di balik pintu mulai menghantui hari-hari Suri.
Tumpukan Rahasia dan “Tulang” yang Berbicara
Saat menyelidiki kematian ibunya, Suri mulai menemukan petunjuk-petunjuk aneh: tulang-tulang kecil yang terkubur di taman belakang, buku harian yang terbakar sebagian, dan lukisan-lukisan gelap yang menggambarkan sosok anak kecil tanpa wajah. Perlahan, Suri menemukan bahwa masa kecilnya tak seperti yang ia ingat. Dalam proses itu, ia juga harus menghadapi sisi gelap dirinya yang selama ini ia hindari.
Sinematografi Suram dan Penulisan yang Simbolik
Ketegangan yang Diciptakan dengan Sunyi
Berbeda dari horor biasa, Tulang Belulang Tulang tidak mengandalkan jumpscare murahan. Mouly Surya menciptakan ketegangan melalui suasana yang sunyi, suara ambient yang menekan, dan visual gelap yang menyesakkan. Ini adalah horor yang meresap ke tulang, sesuai dengan judulnya.
Ladya Cheryl: Tampil Menggugah dan Misterius
Ladya Cheryl memberikan performa yang kuat sebagai Suri. Rasa takut, penasaran, dan kegelisahan ditampilkan dengan intens namun halus. Ia membuat penonton larut dalam pergulatan batin karakternya. Didukung oleh naskah yang cerdas dan penuh metafora, film ini menjadi karya yang bukan hanya menakutkan, tapi juga menggugah pikiran.