Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 adalah film aksi-fantasi Indonesia yang dirilis pada tahun 2018. Disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko dan diproduksi oleh Lifelike Pictures bersama Fox International Productions, film ini menjadi penanda penting dalam kebangkitan film aksi lokal dengan standar internasional. Diadaptasi dari seri novel legendaris karya Bastian Tito, Wiro Sableng membawa tokoh pendekar silat eksentrik ke layar lebar dengan gaya modern dan penuh aksi spektakuler.
Sinopsis dan Latar Cerita
Film Wiro Sableng menceritakan petualangan Wira Saksana, atau yang lebih dikenal dengan nama Wiro Sableng, seorang pendekar muda murid dari guru sakti Sinto Gendeng. Dengan senjata khasnya—Kapak Maut Naga Geni 212—Wiro dikenal sebagai pendekar nyentrik, kocak, namun memiliki jiwa keadilan yang tinggi.
Dalam film ini, Wiro ditugaskan oleh gurunya untuk menghentikan Mahesa Birawa, mantan murid Sinto Gendeng yang berkhianat dan ingin menguasai kerajaan. Dalam perjalanannya, Wiro bertemu banyak tokoh menarik, termasuk Anggini dan Bujang Gila Tapak Sakti, yang membantunya dalam misi berbahaya penuh pertarungan dan pengkhianatan. Perjalanan ini tidak hanya mempertemukannya dengan lawan-lawan kuat, tetapi juga membentuk karakter dan kedewasaannya sebagai pendekar.
Produksi dan Kekuatan Visual
Salah satu kekuatan utama film ini terletak pada produksinya yang ambisius. Ini adalah film Indonesia pertama yang diproduksi bersama Fox International, sehingga kualitas teknis dan efek visualnya mendapat peningkatan signifikan. Koreografi laga, sinematografi, dan desain kostum sangat diperhatikan, menciptakan dunia silat fiksi yang memukau, namun tetap mengakar pada budaya lokal.
Angga Dwimas Sasongko berhasil menghadirkan sentuhan modern pada cerita klasik ini tanpa menghilangkan esensi asli dari karakter Wiro Sableng. Film ini menggabungkan aksi laga, elemen komedi, dan fantasi silat dengan ritme cepat dan visual yang menarik.
Penggunaan lokasi alam yang indah, tata artistik yang kaya warna, serta efek visual yang halus menjadikan film ini sebagai salah satu film silat paling megah yang pernah dibuat di Indonesia.
Pemeran dan Warisan Budaya
Vino G. Bastian, putra dari sang penulis Bastian Tito, memerankan Wiro Sableng dengan penuh penghayatan. Karakter Wiro yang ceria, konyol, namun berjiwa pahlawan berhasil ditampilkan dengan baik. Pemeran lain seperti Sherina Munaf (sebagai Anggini), Yayan Ruhian, dan Marsha Timothy turut memperkuat film dengan akting dan aksi laga yang memukau.
Lebih dari sekadar hiburan, Wiro Sableng adalah penghormatan terhadap warisan budaya Indonesia dalam bentuk cerita silat. Film ini membuktikan bahwa cerita lokal dengan tokoh ikonik bisa dikemas secara modern dan menarik bagi generasi baru.