Aruna dan Lidahnya adalah film Indonesia yang dirilis pada 2018 dan disutradarai oleh Edwin. Berdasarkan novel karya Laksmi Pamuntjak dengan judul yang sama, film ini menggabungkan elemen drama, kuliner, dan romansa dengan cara yang unik. Cerita ini tidak hanya menggugah selera penonton, tetapi juga mengajak kita merenung tentang kehidupan, cinta, dan pencarian jati diri. Artikel ini akan membahas sinopsis, karakter utama, serta pesan yang dapat diambil dari film Aruna dan Lidahnya.
Sinopsis Aruna dan Lidahnya
Kisah Aruna yang Terjebak dalam Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi
Film ini mengikuti kisah Aruna (diperankan oleh Dian Sastrowardoyo), seorang wanita muda yang bekerja sebagai epidemiolog. Meskipun sukses di bidangnya, Aruna merasa kesepian dan tertekan dengan rutinitas hidup yang monoton. Dalam usaha untuk mengatasi kebosanan, Aruna diberikan tugas untuk meneliti penyebaran penyakit, yang membawanya untuk melakukan perjalanan ke berbagai kota di Indonesia. Selama perjalanannya, Aruna ditemani oleh dua orang sahabatnya, Bono (Oka Antara), seorang jurnalis, dan Nad (Hannah Al Rashid), seorang koki.
Namun, perjalanan mereka lebih dari sekadar tugas pekerjaan. Setiap kota yang mereka kunjungi membawa Aruna lebih dekat dengan dirinya sendiri, serta membantunya untuk menghadapi masa lalu dan perasaannya yang belum terselesaikan, terutama terkait dengan hubungan percintaannya dengan seorang pria bernama Rudi (Nicholas Saputra). Selain itu, Aruna juga menemukan makna baru tentang hidup dan cinta melalui pengalaman kuliner yang kaya, yang mengajarkan arti keindahan dalam hal-hal kecil.
Menemukan Cinta dan Diri Sendiri Melalui Kuliner
Film ini sangat menonjolkan elemen kuliner, dengan setiap hidangan yang Aruna coba menggambarkan perjalanan batin dan emosionalnya. Setiap rasa dan aroma dari makanan yang ia nikmati menjadi metafora bagi perjalanan hidupnya yang penuh dengan pencarian dan refleksi. Makanan, dalam film ini, bukan hanya sebagai objek fisik, tetapi juga sebagai simbol dari kenangan, hubungan, dan transformasi pribadi.
Karakter Utama dalam Aruna dan Lidahnya
Aruna: Perempuan yang Mencari Makna Hidup
Aruna, yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, adalah karakter utama dalam film ini. Sebagai seorang epidemiolog, ia memiliki kecerdasan dan karier yang sukses, tetapi dalam aspek pribadi, ia merasa kehilangan arah. Film ini menggambarkan perjalanan emosional Aruna dalam menemukan kembali kebahagiaan dan makna hidupnya melalui kuliner dan persahabatan. Perjalanan Aruna tidak hanya tentang mengunjungi berbagai tempat, tetapi juga tentang menemukan dirinya sendiri, belajar untuk mengikhlaskan masa lalu, dan membuka diri untuk cinta yang baru.
Bono: Sahabat yang Selalu Ada
Bono, yang diperankan oleh Oka Antara, adalah teman Aruna yang mendukungnya sepanjang perjalanan. Meskipun dia memiliki hubungan yang kompleks dengan Aruna, Bono tetap setia mendampingi Aruna dan membantu menyembuhkan luka-luka emosionalnya. Karakter Bono memberikan keseimbangan dalam film ini, menjadi sumber dukungan dan humor dalam perjalanan hidup Aruna.
Nad: Sahabat yang Berbeda, Namun Penuh Empati
Nad, yang diperankan oleh Hannah Al Rashid, adalah karakter yang membawa perspektif berbeda dalam hidup Aruna. Sebagai seorang koki, Nad memiliki pendekatan yang lebih praktis dan terbuka terhadap kehidupan, yang sangat membantu Aruna dalam menjalani perjalanannya. Karakter Nad mewakili sisi kehidupan yang lebih sederhana dan berbasis pada pengalaman, terutama dalam hal kuliner.
Pesan Moral dalam Aruna dan Lidahnya
Mencari Kebahagiaan dalam Hal-Hal Kecil
Pesan utama dari Aruna dan Lidahnya adalah tentang bagaimana kebahagiaan dapat ditemukan dalam hal-hal kecil, terutama yang terkait dengan indera kita, seperti rasa dan aroma. Kuliner bukan hanya tentang makan, tetapi tentang menikmati proses dan menemukan keindahan dalam setiap pengalaman. Film ini mengajak penonton untuk lebih menghargai momen-momen sederhana dalam hidup yang sering kita abaikan.
Penyembuhan Melalui Cinta dan Persahabatan
Film ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya cinta dan persahabatan dalam proses penyembuhan. Meskipun Aruna sempat merasa terjebak dalam kesendirian dan hubungan yang belum terselesaikan, ia akhirnya menemukan bahwa dukungan dari orang-orang yang peduli kepadanya—baik teman maupun pasangan—adalah kunci untuk menyembuhkan luka batinnya. Film ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa melawan dunia ini sendirian, dan hubungan yang baik dapat memberikan kebahagiaan serta pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita.